Sabtu, 18 September 2010

Apabila hendak menyalin teks berikut, mohon sertakan dengan SUMBERNYA.


Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Binatang
Filum: Chordata
Kelas: Chondrichthyes
Subkelas: Elasmobranchii
Ordo: Rajiformes
Famili: Myliobatidae
Genus: Manta
Spesies: Manta birostris (Dondorff, 1798).
MESKI belum bisa mengalahkan hiu atau paus, Manta ray atau ikan pari manta adalah raksasa di “kelasnya”. Bayangkan saja, jika direntangkan lebar tubuhnya bisa mencapai 7,6 meter, sedangkan bobotnya mencapai 2,3 ton. Bentuk badannya yang pipih lebar dan bersayap menyerupai kelelawar, menjadikan mamalia tersebut mirip kelelawar raksasa dari dasar lautan.
Bahkan, karena di kedua sisi kepalanya terdapat “tanduk”, pari manta tampak juga seperti monster atau hantu air. Tak salah jika kemudian ia dijuluki sebagai “devil ray” alias ikan pari hantu. Julukan itu bukan hanya karena bertanduk, melainkan juga karena kepakan sayapnya menciptakan suasana bagaikan awan gelap pembawa kematian.
Namun, bagi para penyelam (diver), ikan pari manta adalah makhluk jinak dan bersahabat. Di balik bentuk tubuhnya yang gigantis dan menyeramkan, pari manta adalah objek penuh pesona. Mereka kerap dijumpai mendekati penyelam yang berada di habitatnya, untuk kemudian mau diajak bercengkerama di dalam air, berenang bersama, dan sesekali “unjuk kabisa” berakrobat di hadapan manusia.
Saat berenang, pari manta tampak bergerak anggun. Dikepakkannya sirip renang yang menyerupai sayap kelelawar itu secara perlahan seolah-olah ia terbang di kedalaman lautan. Kepakan sayapnya menimbulkan gelombang arus yang membuat penyelam terombang-ambing sehingga menciptakan sensasi tersendiri.
Menurut pengakuan sejumlah penyelam, berenang besama pari manta memberi pengalaman mengesankan yang sulit dilupakan. Tidaklah mengherankan bagi para penyelam, pari manta, salah satu ikan unik dan aneh (freaky fish) adalah salah satu daya tarik kegiatan penyelaman.
Hewan langka
Pari manta dikenal bersahabat dengan manusia dan ditemukan berenang bersama dengan para penyelam. Meski demikian, jika disentuh, ia akan menggerakkan membran atau selaput lendirnya, menyebabkan luka dan infeksi pada kulit manusia. Orang-orang suku Moche di Peru diketahui di masa lalu memuja laut dan seluruh binatang yang ada di dalamnya. Mereka sering melukiskan pari manta dalam berbagai karya seni. Manta digambarkan suka menerobos air ke udara saat berenang.
Nama Manta ray berasal dari bahasa Spanyol yang berarti selimut. Mungkin nama ini terinspirasi karena bentuk tubuh dengan sayapnya yang lebar sehingga mirip selimut yang bisa menutupi benda atau makhluk hidup di bawahnya. Selain Manta ray, ikan pari ini juga memiliki sejumlah nama, seperti Manta Atlantik, Manta Pasifik, Devil Ray, Devilfish, atau hanya cukup dengan menyebut manta “doang”. Sebagian orang hanya menyebutnya sebagai bagian dari keluarga pari penyengat (stingray).
Secara taksonomi, keberadaan pari manta masih dalam penyelidikan. Tiga spesies yang telah teridentifikasi adalah Manta birostris, Manta ehrenbergii, dan Manta ray. Akan tetapi, antara satu spesies dan spesies lainnya hampir mirip dan dua spesies terakhir populasinya terisolasi. Genus manta kadang-kadang ditempatkan sebagai famili Mobulidae, namun menurut FishBase, ditempatkan dalam famili Myliobatidae, satu famili dengan pari elang dan kerabatnya.
Pari manta (Manta birostris) tergolong spesies ikan terbesar di dunia dan termasuk langka. Mereka termasuk hewan yang suka menjelajah di sepanjang perairan laut tropis dan suka berada di coral reefs (batu karang). Sebagian besar pari manta berkulit hitam pada bagian punggung dan putih di bagian perutnya. Namun, ada di antaranya kulit punggungnya berwarna biru.
Matanya terletak di bagian bawah dari cuping-cuping yang bersifat cephalic di tiap sisi kepala. Tidak seperti ikan pari lainnya, mulut pari manta ditemukan berada pada bagian depan kepala. Ukuran mulutnya sangat lebar dan luas, bisa mencapai dua meter hingga tiga meter. Sementara untuk bernapas, pari manta punya lima pasang insang pada bagian bawah tubuhnya.
Ekor ikan pari manta lebih pendek dibandingkan dengan jenis ikan pari lainnya. Di bagian pangkal ekornya terdapat sirip renang berbentuk huruf D kecil. Sementara di bagian depan mulutnya terdapat sepasang sayap kecil yang bentuknya mirip tanduk. Dengan “tanduk istimewa” (dari sinilah kemudian ikan ini mendapat julukan “devil ray” atau pari setan) yang ada di kedua sisi kepalanya, menjadikan pari manta sebagai objek bawah laut yang paling dicari para penyelam.
Struktur unik ini sebenarnya berasal dari sirip-sirip yang ada di pada bagian dada. Menurut para ahli, selama perkembangan embrio, bagian sirip tersebut terpecah dan bergerak maju, hingga ke dekat mulutnya. Tanduknya yang fleksibel digunakan untuk mengarahkan plankton, ikan kecil, dan air ke dalam mulutnya yang yang sangat lebar dan luas. Pari manta bisa menggulung tubuhnya untuk mengurangi hambatan yang bisa menghalanginya berenang.
Pari manta sudah mengalami perkembangan dan evolusi dari nenek moyang mereka dan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal itulah yang memungkinkan pari manta bisa tumbuh dalam ukuran yang lebih besar daripada spesies ikan pari lainnya. Karena gaya hidup mereka yang pelagik–memakan plankton–beberapa karakteristik dari nenek moyang mereka sudah mengalami penurunan. Contohnya, giginya hanya berupa barisan kecil gigi sisa di rahang yang lebih rendah, hampir tersembunyi di bawah kulit.
Manta merupakan hewan air yang memakan plankton, larva ikan, dan sejenisnya. Ia biasa hidup di perairan yang berarus deras. Cara makannya adalah dengan membiarkan air masuk melalui lubang mulutnya, lalu keluar melalui lubang insangnya. Saat itu pada bidang-bidang yang ada di insang, air akan tersaring sehingga plankton atau larva ikan akan menempel pada bidang tersebut, kemudian dijadikannya santapan. Ubur-ubur yang terseret arus deras termasuk santapan lezat bagi manta. Hiu raksasa adalah musuh utamanya. Meski demikian, pari manta membentuk hubungan simbiosis yang saling menguntungkan dengan ikan-ikan kecil.
Di Indonesia
Beberapa perairan di Indonesia termasuk wilayah “jelajah” pari manta. Di beberapa perairan seperti Kepulauan Berau di Kalimantan Timur, Perairan Raja Ampat di Papua, atau Taman Nasional Wakatobi di Sulawesi Tenggara adalah perairan yang dikenal banyak dihuni ikan pari manta. Di kawasan perairan tersebut, pari manta menjadi objek primadona bagi para wisawatan, khususnya penyelam.
Meski termasuk mamalia purba, pari manta belum termasuk satwa laut di Indonesia yang dilindungi. Padahal, jumlah populasinya semakin merosot. Tim konservasi The Nature Conservacy (TNC) dan World Wild Fund (WWF) mencatat, dalam dua tahun terakhir rata-rata kemunculan kawanan pari manta hanya berkisar 10 ekor. Kebiasaan para nelayan menangkap ikan dengan pukat menjadi salah satu penyebab semakin kurangnya populasi pari manta.
Tentu kita berharap agar pari manta, salah satu makhluk ciptaan Tuhan, jangan sampai mengalami kepunahan. Alangkah kasihannya anak cucu kita kelak, mereka hanya mengetahhui makhluk unik dan khas bernama pari manta hanya dari dongeng dan catatan sejarah atau sisa tubuh mereka yang sudah diformalin di museum. (Syarifah, S.P.)***
(ikanmania.wordpress.com)

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Terima Kasih Banyak Sudah Berpartisipasi Mengkik Iklan Dibawah Ini!

Berkah Herbal Banner 11